Minggu, 13 Februari 2011

mengelola lahan

Cara mengelola lahan pertanian


Pengelolaan lahan pertanian yang baik adalah cara untuk meningkatkan hasil produksi pangan, tujuan pengelolaan tanah adalah menciptakan kondisi yang sebaik-baiknya bagi pertumbuhan tanah. Salah satu cara mengelolaan lahan pertanian yang baik adalah dengan menerapkan panca usaha tani.

Usaha-usaha yang meliputi panca usaha tani adalah
-          Mengelola lahan dengan baik
-          Menggunakan bibit unggul
-          Mempuk dengan tepat
-          Pemberian air denga baik
-          Pemberantasan hama, penyakit dan gulma

a.       Mengelola tanah dengan baik
Tanah yang dikelola dengan baik harus menyediakan unsur-unsur hara yang dibutuhkan tanaman dengan cukup.
Ciri-ciri tanah yang dikelola denga baik adalah
-          Gembur dan cukup rongga udara
-          Mampu menahan air
-          Mengandung bahan organik (humus) dalam jumlah yang cukup
-          Mempunyai derajat kesamaan yang sesuai
Cara-cara mengelola tanah dengan baik adalah
1.       Menggemburkan tanah
Tujuannya adalah menjaga agar mikroba tanah tetap ada, untuk membatasi pertumbuhan gulma, dan agar mudah ditanami.
2.       Mengatur jarak tanaman
Mengatur jarak tanaman diperlukan agar tanaman mendapat sinar matahari dan unsur hara merata, memudahkan perawatan, irigasi dan pemanenan
3.       Pembuatan saluran irigasi
Pembuatan irigasi harus diperhatikan agar tanaman mendapatkan air dengan culup. Oleh karena itu pada saat mengelola tanah harus dipikirkan letak saluran irigasi.
4.       Mengatur keasman tanah
Kondisi keasamaan lahan petanian tidak selalu sesuai dengan kebutuhan tanaman, ada yang terlalu asam atau basa. Pada umumnya tanah dapat tumbuh dengan baik bila keasaman tanah netral oleh karena itu keasaman tanah juga perlu diatur pada saat mengelola tanah dengan cara memberi kapur atau abu bila tanah terlalu asam dan bila terlalu basa dapat diberi pupuk organik atau pupuk buatan. Untuk mengetahui keasaman tanah dapat di ukur dengan pH meter atau kertas makmus.
5.       Menanami tanaman pelindung
Untuk lahan yang miring dalam mengelola tanah perlu memberikan tanaman pelindung, agar tidak terjadi erosi atau longsor. Tanaman pelindung juga diperlukan untuk tanaman yang masih lemah atau tidak membutuhkan sinar matahari langsung.
b.      Menggunakan bibit unggul
Untuk memilih bibit unggul  juga harus memperhatikan kondisi lahan yang akan ditanami, karena bibit unggul di suatu lahan belum tentu unggul bila ditanami di lahan yang lain.
c.       Memupuk dengan tepat
Kondisi kesuburan lahan pertanian sudah pasti berbeda-beda.  Lahan yang sudah lama ditanami umumnya menjadi kurang subur. Oleh karena itu agar kesuburan tanah menjadi baik perlu diadakan pemupukan tanah. Untuk mendapatkan hasil pemupukan yang baik harus memperhatikan bebagai faktor, antara lain:
1.       Dosis pemupukan
Pupuk yang diberikan tergantung pada: umur, jenis, dan jumlah tanaman serta kesuburan tanah
2.       Macam pupuk
Pupuk yang diberikan di bagi menjadi dua macam
1.       Pupuk alamiah (pupuk oraganik)
2.       Pupuk buatan (pupuk kimia)
3.       Waktu pemupukan
Pemberian pupuk tidak sekaligus bersamaan, tetapi diberikan pada waktu yang tepat sesuai dengan kebutuhan tanaman.
4.       Frekwensi pemupukan
Dari sejumlah pupuk yang dibutuhkan oleh tanam selama pertumbuhan harus diberikan beberapa kali. Sebab jika diberikan sekaligus dapat berakibat tanaman menjadi mati dan pupuk terbuang sia-sia
5.       Tempat pupuk
Pupuk akan diserap dengan baik bila ditempatkan dibagian akar yang masih aktif menyerap, yaitu bagian ujung akar. Sehingga jarak dari batang pokok tidak sama antara jenis dan umur tanaman yang berbeda.
d.      Pemberian air dengan baik
Tujuannya adalah mengatur kebutuhan air di lahan  pertanain.  Pengairan dapat dilakukan dengan cara :
1.       Membuat saluran irigasi (untuk lahan yang mempunyai sungai  / sumber air)
2.       Membuat sawah plastik (untuk lahan yang tanahnya berpasir)
3.       Membuat sumur arteris
e.      Penberantasan hama, penyakit dan  gulma
Penggangu  pertumbuhan tanaman dibedakan menjadi tiga macam yaitu
1.       Hama
Hama adalah pengganggu tanam berupa hewan yang berukuran  besar,  seperti : ulat, walang sangit, wereng, tikus, tupai, burung
2.       Penyakit
Penyakit adalah pengganggu tanaman berupa mikroorganisme, misalnya : jamur, bakteri, protozoa, virus
3.       Gulma
Gulma adalah pengganggu tanaman berupa tanaman lain yaitu rumput teki, ilalang, krokot, tlepok, enceng gondok, dan lain-lain
Cara memberantas hama, penyakit dan gulma
Dibedakan menjadi 4 macam yaitu
1.       Pemberantasan secara kimia
Yaitu pemberantasa hama dengan menggunakan zat kimia (pestisida)
2.       Pemberantasan secara biologi
Pemberantasan hama dengan menggunakan musuh alami. Musuh alami yang dapa dimanfaatkan  untuk memberantas hama antara lain : parasit, predator, dan organisme patogen.
3.       Pemberantasan hama secara mekanik
Pemberantasan hama secara mekanik merupakan pemberantasan hama secara langsung tanpa menggunakan pestisida atau mahluk hidup.
4.       Pemberantasan hama secara sistematik
Pemberantasan hama dengan pengaturan cara bertanam disebut pemberantasan hama secara sistematik, cara pemberantasan hama ini adalah : rotasi tanaman, memahami hubungan antara hama dengan mism dan menaman secara serempak